|
PENYAKIT GIZI SALAH
Masalah kurang gizi memang sudah
banyak terjadi di beberapa Negara berkembang termasuk di Indonesia. Melihat
sumber dana yang terbatas yang tersedia pada Negara-negara berkembang dan
menumpuknya kebutuhan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kurang
gizi juga telah dinyatakan sebagai masalah utama kesehatan dunia dan berkaitan
dengan lebih banyak kematian dan penyakit yang disebabkan oleh masalah kurang
gizi tersebut.walaupun. telah banyak dilakukan penyuluhan tentang masalah
kurang gizi namun masih banyak masyarakat yang mengalami masalah masalah
gizi.
Menurut Alan Berg, 1986. Gizi yang kurang mengakibatkan terpengaruhnya
perkembangan mental, perkembangan jasmani, dan produktifitas manusia karena
semua itu mempengaruhi potensi ekonomi manusia. Keadaan gizi
dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkat, yaitu keadaan gizi lebih, keadaan gizi
baik, dan keadaan gizi kurang. Keadaan gizi lebih terjadi apabila gizi
yang dibutuhkan melebihi standart kebutuhan gizi. Gizi baik akan dicapai dengan
memberi makanan yang seimbang dengan tubuh menurut kebutuhan. Sedang gizi kurang
menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar
gizi.
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya
tingkat kesehatan atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam
tingkat kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh semua zat gizi maka
disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari
penyakit dan mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya.
Apabila konsumsi
gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan
terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup
kelebihan nutrisi / gizi disebut gizi lebih (overnutrition) dan
kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition).
Penyakit kurang gizi
kebanyakan ditemui pada masyarakat golongan rentan terutama pada anak-anak yaitu
golongan yang mudah sekali mengalami penyakit akibat kekurangan gizi dan
kekurangan zat makanan (deficiency) misalnya kwarsiorkor, busung
lapar, marasmus, beri-beri, dll. Dan penyakit gizi berlebih yang
disebabkan karena kelebihan makanan. Contonya obesitas, kelebihan berat
badan (over weigh), diabetes militus, dll.
Kedudukan gizi
seseorang atau golongan pendudukj , ialah suatu tingkat kesehatan yang merupakan
akibat dari intake dan penggunaan semua nutrient yang terdapat
dalam makanan sehari-hari. Maka kasus inilah yang menyebabkan kasus utama
kematian di massa kanak-kanak. Dan dalam masyarakat industri merupakan
sindrom malabsorbsi dan gangguan fungsi ginjal yang
menahun.
PEMBAHASAN
Klasifikasi Penyakit Gizi
Salah
Penyakit-penyakit kekurangan gizi yang paling rentan adalah
kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk
mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi
dan anak balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status
gizi tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam
mengembangkan pengukuran tersebut. (Anonymous,2008)
Berdasarkan data
statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2005 dari 241.973.879 penduduk
Indonesia, enam persen atau sekira 14,5 juta orang menderita gizi buruk.
Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak di bawah usia lima tahun
(balita).Depkes juga telah melakukan pemetaan dan hasilnya menunjukkan bahwa
penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupaten di Indonesia. Indikasinya 2-4
dari 10 balita menderita gizi kurang.Gizi buruk merupakan salah satu dari tiga
tingkatan status gizi selain gizi lebih dan gizi baik.
2.2
Faktor-faktor yang Menyebabkan penyakit gizi salah
- Pola makan, Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak
untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang
cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Contoh :
Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan
ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber
lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Gaya hidup
modern dengan perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang
membawa banyak perubahan pada pola hidup masyarakat
- Faktor social, Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang
tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk
menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal
yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
- Factor pendidikan, kurang adanya pengetahuan tentang pentingnya gizi
dikalangan masyarakat yang pendidikannya relative rendah.
- Faktor ekonomi, Kemiskinan keluarga penghasilan yang rendah yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi,
saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
- Faktor infeksi dan penyakit lain, Telah lama diketahui bahwa adanya
interaksi sinergis antara MEP (Malnutrisi energi protein) dan infeksi. Infeksi
derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun
dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
Beberapa Jenis Penyakit
Penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau kekurangan zat gizi dan
yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia,
antara lain sebagai berikut :
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya
defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan
kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini
disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke
makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan
pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu mengurus
dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan. Hal ini juga di
karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila
konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi
defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Dijelaskan dalam
Firman Allah QS Al An’aam (140)
” Sesungguhnya rugilah
orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak
mengetahui[513] dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada
mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka
telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”
Penyakit ini
dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
a. KPP ringan, kalau berat badan anak
mencapai 84-95 % dari berat badan menurut standar Harvard.
b. KKP sedang,
kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan menurut standar
Harvard.
c. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60%
dari berat adan menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan
antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi
buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita
marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan
ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya,
rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.
Penyakit KKP pada orang
dewasa memberikan tanda-tanda klinis : oedema atau honger oedema (HO)
atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema
pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki.
Dijelaskan dalam
Firman Allah QS. Ar Ra’d (13)
‘Dan di bumi ini terdapat
bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan
pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang
sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain
tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Jenis KKp atau PCM
di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
- Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang
kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi
protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake
karbohidrat yang normal atau tinggi.
Etiologi
Kekurangan
protein menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau
busung lapar. Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein
yang berlansung kronis.
Epidemiologi
Kasus ini sering
dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat
pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan
berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di
negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang
langka.
Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi
kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor,
marasmik-kuarsiorkor).
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai
pada pada penderita Kwashiorkor yaitu :
- Gagal untuk menambah berat badan
- wajah membulat dan sembap
- Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
- Pertumbuhan linear terhenti
- Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).
- Diare yang tidak membaik
- Dermatitis perubahan pigmen kulit
- Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut
- Penurunan masa otot
- Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang
terjadi
- Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
- Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma
dan berakhir dengan kematian.
Cara mengatasi kwarshiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor
ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap.
Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang
diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat
mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Fakta
terjadinya kwarshiorkor
Bandung, Kompas – Sedikitnya 95 anak balita
di 10 kabupaten/kota di Jawa Barat menderita busung lapar, dua anak balita
kwashiorkor dan satu anak balita menderita komplikasi busung lapar kwashiorkor
.Angka itu diperkirakan hanya angka awal dari fenomena gunung es karena
seluruhnya ada 25 kabupaten/kota. Diduga jumlah ini sekitar 50 persen dari
jumlah keseluruhan penderita sebab belum semua ibu melaporkan kondisi anaknya
yang kurang gizi karena kendala jarak ke pos pelayanan kesehatan setempat atau
karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan.
- Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering.
Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima
asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya). Marasmus
disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan
makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita
marasmus yaitu Penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein, namun
dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber
kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat
pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang,
maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut
marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus yaitu
:
- Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan
dibawah waktu lahir.
- Wajahnya seperti orang tua
- Kulit keriput,
- pantat kosong, paha kosong,
- tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya
(seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat
gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi
kurus-kering.
Jumlah anak balita gizi buruk di Indonesia, menurut laporan
Unicef tahun 2006, menjadi 2,3 juta jiwa. Ini berarti naik sekitar 500.000 jiwa
dibandingkan dengan data tahun 2004/2005 sejumlah 1,8 juta jiwa (Kompas, 27
September 2006).
- Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada
sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai
dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah),
kulit mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
Menurut Dr. Magdalena,
sampai 28 Mei 2005 jumlah gizi buruk dari Kabupaten/Kota P. Lombok berjumlah 559
kasus termasuk 51 kasus yang dirawat di RSU Mataram. Diantara kasus gizi buruk
tersebut 8 anak diantaranya meninggal dunia. Kasus gizi buruk tersebut
masing-masing tersebar di Kota Mataram sebanyak 23 kasus ( 2 diantaranya
meninggal), Kab. Lombok Barat 133 kasus ( 5 diantaranya meninggal dunia), Kab.
Lombok Tengah 25 kasus ( 1 diantaranya meninggal dunia) dan Kab. Lombok Timur
178 kasus.
Dari kasus gizi buruk tersebut, tergolong gizi buruk dengan gejala
klinis yaitu Marasmus 16 kasus, Kwashiorkor 1 kasus dan Marasmus + Kwashiorkor 4
kasus.
Busung Lapar
Busung lapar atau bengkak lapar
dikenal juga dengan istilah Honger Oedeem (HO). Adalah kwarshiorkor pada orang
dewasa. Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein
dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi
penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh
karenanya disebut busung lapar).
Tanda-tanda yang terjadi yaitu :
- Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas
- Badan kurus
- Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut
- Sekitar mata bengkak dan apatis
- anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.
Penderita busung lapar biasanya menderita penyakit penyerta. Misalnya dari 12
anak balita di Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya menderita tuberkulosis, satu
hydrocephalus (kepala besar), dan satu meningitis (radang selaput
otak).
Dari data tersebut, jumlah penderita busung lapar terbanyak ada di
Kabupaten Cianjur, yaitu 70 orang, lalu Kabupaten Cirebon dan Majalengka
masing-masing 12 orang dan lima orang.
Penyakit Kegemukan (Obesitas)
Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan
dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi di dalam tubuh ini
disimpan dalam bentuk lemak.
Pada keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun
di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam
jaringan tirai usus. Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya
pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal
menurut umurnya.
Bila masukan energi (suapan makanan) sama dengan pengeluaran
energi untuk metabolisme basal dan kegiatan fisik berat badan akan tetap
konstan. Bila masukan energi lebih besar daripada pengeluaran, kelibahan makanan
akan diubah menjadi lemak dan mengakibatkan kegemukan. Patokan umum, orang
dikatakan kegemukan bila bila berat badannya 10% lebih tinggi dari berat
standart/ideal.
Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya
dipaksa untuk bekerja lebih berat karena harus membawa kelebihan berat badan.
Oleh sebab itu pada umumnya lebih cepat gerah, capai dan mempunyai kecenderungan
untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. Akibat dari penyakit obesitas ini, para
penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes melitus. (Anonymous,2008)
Hal
tersebut telah diterangkan dalam Firman Allah QS. Al A’raaf (31).
“…makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”
Penyebab
Faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit obesitas antara lain sebagai
berikut :
- Keturanan, Stuktur dan tipe tubuh cenderung menurun orang tua gemuk
sering mempunyai anak-anak yang gemuk, tetapi dapat diperolehkan bahwa ini lebih
disebabkan oleh kebiasaan makanan daripada oleh sifat yang diturunkan.
- Kurangnya Kegiatan Fisik, kegemukan jarang dijumpai pada orang yang
menjalani kehidupan aktif dan mempunyai pekerjaan yang melibatkan kerja fisik
berat. Pada orang yang tidak aktif, pusat nafsu makan di hipotalamus cenderung
berfungsi pada tingkat yang rendah dan keseimbangan yang normal antara masukan
dan pengeluaran energi tidak lagi dipertahankan, ini mengakibatkan lebih
besarnya suapan makanan daripada yang dibutuhkan.
- Kebiasaan makanan, Orang yang sering makan melebihi kebutuhannya, ini
berlaku terutama untuk makanan kaya akan gula yang sangat lezat, seperti coklat.
dan es krim yang mempunyai nilai energi tinggi. Kebiasaan makan pada awal
kehidupan mempunyai dampak pada berat badan sewaktu dewasa, bila suapan makanan
bagi bayi dan anak-anak kecil melebihi kebutuhan jumlah sel-sel jaringan lemak
akan meningkatkan untuk menyimpan kelebihan lemak. Faktor Psikologis, Orang
dengan permasalah psikologis/emosional cenderung menemukan pelipur lara dalam
makana yang dan sering makanan berlebihan.
- Faktor Endokrin, Banyak orang gemuk menyalahkan kelenjar mereka.
Padahal, kelainan endokrin jarang menyebabkan kegemukan. Adakala kegemukan
diakibatkan oleh produksi hormon yang cacat oleh tiroid, pituitari atau kelenjar
kelamin. Kegemukan lebih disebabkan oleh kelainan hipotalamus, yang pada
gilirannya akan mempergaruhi fungsi kelenjar endokrin.
Penyembuhan
Pengobatan obesitas dapat dilakukan dengan
cara :
- Diet dengan cara puasa, diet rendah kalori
- latihan fisik, dapat menurunkan berat badan dan dibatasi dengan pembatasan
masukan kalori.
- Pembedahan
- Farmakologi
Penjelasan lebih lanjut klik disini
Defisiensi Iodium
Beberapa akibat defisiensi
Iodium antara lain :
- pembesaran Kelenjar Tiroid (gondok)
- Kreatin yaitu kekurangan Iodium berlanjut ditandai ukuran tubuh
pendek,kulitkasar berwarna kekuningan, raut muka seperti orang bodoh, mulut
terbuka dan hidung besar.
- Myxdema ditandai dengan pertumbuhan tulang yang terhambat sehingga
pendek, perut buncit, kulit kering dan rambut rontok dan banyak lemak yang
tertimbun pada kulit.
- Abortus (Kematian ibu dan Anak). Pada ibu hamil memiliki gangguan
retardasi, aborsi, gangguan perkembangan, kelainan congenital yang dapat
mematikan fetus yang ada di kandungan.
Fungsi iodin yang diketahui ialah sebagai bahagian perlu kepada hormon tairod. Hormon tairod mengatur banyak aktiviti berlainan termasuk
tumbesaran, pembiakan , fungsi neuromuskular, pertumbuhan kulit dan rambut,
metabolisma selular, dan menolong melepaskan tenaga ke dalam sel. Badan kita
biasanya mengandungi 20 – 30mgs iodin. Lebih kurang 60% daripadanya terdapat
dalam kilang tairod, selebihnya didapati pada keseluruhan tisu badan ,
terutamanya dalam ovari, otot dan darah.
Pencegahan Defisiensi Iodium dapat
dilakukan dengan upaya sebagai berikut :
- Fortifikasi
Lapiodol merupakan larutan Iodium dalam minyak dalam 40 % yang diberikan
dalam bentuk suntikan.
Iodine terjadi dalam jumlah yang berbeda yang
terdapat dalam makanan dan air minuman. Makanan laut seperti udang kara, tiram,
sarden, dan sampai rumput laut adalah sumber iodine yang baik.Jumlah iodin yang
terkandung dalam susu dan telur adalah ditentukan oleh jumlah iodine yang
terdapat dalam makanan termakan tersebut. Kandungan iodin yang terdapat dalam
sayur-sayuran adalah berbeda mengikuti jumlah kandungan iodin yang terdapat
dalam tanah.
Xerophthalmia (Defisiensi
Vitamin A)
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi
vitamin A didalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel
biji mata dan kornea karena glandula lakrimalis menurun. Terlihat selaput bola
mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadi
hemeralopia atau noctalmia yang oleh awam disebut buta senja atau buta ayam,
tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang. Pada stadium lanjut maka
mengoreng karena sel-selnya menjadi lunak yang disebut keratomalasia dan
dapat menimbulkan kebutaan.
Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi
yakni fungsi dalam proses melihat, dalam proses metabolisme, dan proses
reproduksi. Gangguan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin A yang menonjol,
khususnya di Indonesia adalah gangguan dalam proses melihat yang disebut
xerophthalmia ini.
Oleh sebab itu penanggulangan defisiensi kekurangan
vitamin A yang penting disini ditujukan kepada pencegahan kebutaan pada anak
balita. Program penanggulangan xerophthalmia ditujukan pada anak balita dengan
pemberian vitamin A secara cuma-cuma melalui puskesmas dan / atau posyandu.
Disamping itu program pencegahan dapat dilakukan melalui penyuluhan gizi
masyarakat tentang makanan-makanan sebagai sumber vitamin
Bahan makanan |
Mg tiamin per 100 g |
Minyak hati ikan jenis halibut
Minyak hati ikan cod
Hati lembu
jantan
Margarin
Mentega
Keju ceader
Telur
Iakn jenis
haering
Susu |
900.000
18.000
16.500
900
825
350
140
45
30 |
Data Departemen Kesehatan menunjukkan, 5 juta anak balita mengalami gizi
kurang, 8,1 juta anak balita menderita anemia gizi, dan 10 juta anak balita
mengalami kurang vitamin A subklinis
Kesimpulan
-
Penyakit gizi yang salah dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
penyakit-penyakit bawaan, penyakit berdasarkan - ketidakseimbangan antara
intake dan requirement dan zat-zat gizi dan penyakit- penyakit
keracunan makanan.
- faktor-faktor yang menyebabkan adanya penyakit gizi
salah diantaranya : pola makan yang salah, faktor ekonomi, faktor sosial, faktor
pendidikan, faktor infeksi.
- berbagai jenis penyakit gizi salah dapat
dikelompokkan menjadi : under nitrition (defisiensi kalori protein, busung
lapar, defisiensi vitamin, defisiensi kalsium, besi, iodium), over nutrition
(penyakit obesitas yang mrnyrbabkan hipertensi, DM, hiperkolesterol, dll) dan
penyakit keracunan makanan (asam HCN dan asam Bongkrek dll)
- Berdasarkan
SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita
menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kuarsiorkor).
- upaya
pemerintah dalam mengatasi penyakit gizi salah dilakukan dengan penyuluhan
terhadap daerah yang diindikasikan adanya penyakit tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous, 2008. WASPADAI ANAK-ANAK DARI KWASHIORKOR
http://health.allrefer.com/health/kwashiorkor-info.htlm.
diakses tanggal 22 april 2008.
Berg, alan. 1985. Peranan Gizi Dalam
Pembangunan Nasional. CV. Rajawali. Jakarta.
Budianto, MAK. 2001.
Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM Press. Malang.
DepKes R.I.1991.
Informasi tentang Peranan Pembangunan Kesehatan dalam Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI). Malnutrisi energi protein. Dalam : Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ;
217-222
Magdalena, Dr. 2005. Sedikitnya 95 Balita di Jabar Menderita
Busung Lapar. Kompas. Bandung.
|
|